Rabu, 02 Juni 2010

Pendekatan ekspresif dan pendekatan objektif dalam telaah sastra

Tugas Mata Kuliah Pengantar Pengkajian Sastra
Dosen Pengampu : Laura Andri, S.S.


Pendekatan ekspresif dan pendekatan objektif dalam telaah sastra

Dalam studi sastra ada sejumlah pendekatan yang dapat diterapkan oleh penelaah sastra, diantaranya yaitu pendekatan ekspresif dan pendekatan objektif. Pendekatan eksprsesif ialah pendekatan yang lebih mendasar pada pengarang sebagai pencipta karya sastra tersebut dan lebih menitikberatkan kajiannya pada ekspresi perasaan dan temperamen penulis. Pendekatan ekspresif tersebut mengenai batin atau perasaan seseorang yang kemudian di ekspresikan dan dituangkan kedalam bentuk karya dan tulisan hingga membentuk sebuah karya sastra yang bernilai rasa tersendiri, dan menurut isi kandungan yng ingin disampaikan oleh pengarang (berupa karya seni).
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa karya sastrta tidak dapat hadir bila tidak ada yang menciptakannya, sehingga pencipta karya sastra sangat penting kedudukannya dalam kegiatan kajian dan apresiasi sastra, pikiran dan persaan pengarang. Sebab pada hakikatnya karya sastra adalah tuangan pengalaman penulis dari segala gagasan, cipta rasa, emosi, ide, angan-angan yang memandang suatu karya sastra yang esensial sebagai dunia internal (pengarang) yang terungkap, sehingga menjadi dunia eksternal (berupa karya seni) sebagai perwujudan proses kreatif. Pikiran dan perasaan pengarang adalah sumber utama dan pokok masalah dalam suatu novel misalnya,adalah sifat-sifat dan tindakan-tindakan yang berasal dari pemikiran pengarangnya, sehingga karya sastra merupakan sarana atau alat untuk memahami kadaan jiwa pengarang. Guna pendekatan ekspresif ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pengarang dalam mengungkapkan gagasan-gagasan, imajinasi dan spontanitasnya.
Sedangkan pendekatan objektif lebih mendasarkan pada suatu karya sastranya. Pendekatan objektif ini memandang bahwa karya sastra sebagai dunia otonom yang dapat dilepaskan dari siapa pengarangnya dan hal-hal diluar karya sastra itu sendiri. Didalam telaah karya sastra dengan pendekatan objektif sering dikenal dengan telaah struktural (pendekatan struktural) adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan, dan memandang karya sastra adalah sesuatu yang berdiri sendiri. Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku. Konvensi tersebut misalnya, aspek-aspek intrinsik sastra yang meliputi kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter, dan sebagainya. Penilaian yang diberikan dilihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan kaharmonisan semua unsur-unsur pembentuknya. Pada teori objektif juga berhubungan dengan teori ekspresif yang memandang suatu karya seni yang secara esensial sebagai dunia internal (pengarang) yang terungkap sehingga menjadi dunia eksternal (berupa karya seni) yang perwujudannya melalui proses kreatif sehingga menghasilkan suatu karya sastra.
Telaah struktur tersebut juga harus dikaitkan dengan fungsi struktur lainnya yang dapat berupa pararelisme, pertentangan, inverse, dan kesetaraan. Dalam karya yang lebih luas seperti novel, struktur tidak hanya hadir melalui kata dan bahasa, melainkan dapat dikaji berdasarkan unsur-unsur pembentuknya seperti tema, plot, karakter, setting, point of view. Untuk mengetahui keseluruhan makna, maka unsur-unsur tersebut harus dihubungkan satu sama lain.Kemudian penilaian dengan menggunakan pendekatan objektif juga berarti menilai suatu karya sastra secara objektif, tidak dengan pendapat pribadi (subjektif). Penilaian tersebut dengan mempertimbangkan adanya relevansi nilai-nilai eksistensi manusia yang terpapar melalui jalan seni, imajinasi maupun rekaan yang keseluruhannya memiliki kasatuan yang utuh, selaras, serta padu dalam pencapaian tujuan tertentu atau memiliki integritas, harmony, dan unity dan daya ungkap, keluasan, serta daya pukau yang disajikan lewat texture serta penataan unsur-unsur kebahasaan maupun struktur verbalnya.

La Grande Borne

Menganalisis novel La Grande Borne karya Nh. Dini berdasarkan tema dan amanat serta alur dan pengalurannya
A. Pengertian Tema
Tema merupakan dasar dari lahirnya sebuah karya sastra. Jadi, tema adalah gagasan dasar umum yang menopang adanya sebuah karya sastra. Tema juga menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka tema bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu.
Tema hanya merupakan makna atau gagasan dasar umum suatu cerita , tidak mungkin hadir tanpa unsur bentuk yang menampungnya. Sehingga sebuah tema baru akan menjadi makna cerita jika ada dalam keterkaitannya dengan unsur-unsur cerita lainnya. Misalnya, unsur-unsur tokoh ( penokohan ), plot ( pemplotan ), latar ( pelataran ), dan cerita, dari keempat unsur tersebut tema bersifat memberi koherensi dan memberi makna. Tema sebuah cerita tidak mungkin disampaikan secara langsung, melainkan hanya secara implisit melalui cerita ( melalui tingkah laku verbal atau nonverbal, pikiran dan persaan, dan berbagai peristiwa yang di alami tokoh di dalam cerita tersebut ).
1. Penggolongan Tema
Tema digolongkan menjadi tiga hal :
1.1 Penggolongan Dhikotomis
a. Tema Tradisional
Tema tradisional adalah tema yang hanya “ itu-itu saja” sudah lazim dan telah lama digunakan dan dapat ditemukan dalam berbagai cerita, termasuk cerita lama. Misalnya, kebenaran dan kejujuran akan mengalahkan kejahatan atau kebaikan pasti akan mendapat kebaikan pula.
b. Tema Nontradisional
Tema nontradisional adalah tema yang bersifat tidak lazim, bahkan tidak sesuai dengan harapan pembaca, melawan arus, mengejutkan dan menjengkelkan. Misalnya dalam akhir sebuah cerita tidak sesuai denagn apa yang diharapkan oleh pembaca, contohnya yang baik malah mati atau di penjara.
Di dalam novel La Grande Borne ini menggunakan tema tradisional, karena pada tokoh utamanya sudah seperti apa yang diharapkan oleh pembacanya, sebagaimana penjelasan dalam tema tradisional di atas.
Dini sebagai tokoh utama memiliki karakter yang baik, pengertian dan ramah terhadap apa yang terjadi di sekitarnya, dia juga sabar menghadapi perilaku dan sifat suaminya yang perhitungan serta terkadang membuatnya tersinggung telah mendapatkan rasa bahagia untuk dirinya sendiri. Misalnya, anak-anaknya lebih mengerti dan sayang terhadapnya dibanding terhadap suaminya. Bisa diketahui dari kutipan cerita dibawah ini,

… Kepantasan itu berkat hadiah dari teman-teman dan saudara-saudaraku. Jadi sebenarnya, jika ada komentar orang bahwa aku berpenampilan memadai, ayahmu hanya nebeng saja, turut bangga!
“Ya benar Maman!” Lintang menyetujuiku, lalu ia mengejutkanku karena menambahkan, “ bahkan untuk belajar menyetir mobil sekalipun Papa tidak membantu!” ( hal.82 )
Aku sangat mengerti anak sulungku. Dia tidak suka berpisah dari teman-temannya yang sejak kami mapan di Grigny menjadi saling akrab. Lebih-lebih Anne. Berkat teman sekelas inilah aku kemudian mengenal ibunya, yang juga menjadi kaan baikku… ( hal.278 )

Hal tersebut berkebalikan dengan karakter sang suami ( suami Dini ), yang sering di paparkan di dalam cerita bahwa dia berwatak suka menonjolkan apa-apa yang dia miliki terhadap orang lain dan sering perhitungan dengan keluarga sendiri. Dari karakternya tersebut, sang suami lebih cenderung di acuhkan oleh istri dan anak-anaknya, dan di akhir cerita dapat diketahui kalau sang suami lebih cenderung tidak mempunyai banyak teman, mungkin karena sifat-siafatnya itu,
… Suamiku adalah lelaki yang suka menonjol-nonjolkan apa pun yang dia miliki dan menjadi haknya… ( hal.275 )


1.2 Penggolongan berdasrkan tingkat pengalaman jiwa
a. Tema Tingkat Fisik
Adalah tema yang lebih meningkatkan pada mobilitas fisik daripada konflik kejiwaan tokoh cerita yang biasanya.
b. Tema Tingkat Organik
Adalah tema yang lebih menyangkut atau mempersoalkan masalah seksualitas, khususnya kehidupan seksualitas yang menyimpang, penyelewengan dan penghianatan suami istri, dll.
Di dalam novel La Grande Borne mengandung tema ini, yang menceritakan Dini melakukan perselingkuhan dengan kaptennya Bagus. Setiap ada kesempatan waktu liburan Dini dan Bagus akan merencanakn pertemuan yang tidak akan di ketahui oleh keluarga mereka, dengan menginap di sebuah apartemen milik Bagus, disana mereka melakukan hubungan intim. Bagi Dini, itu adalah hal yang membuatnya bahagia yang tidak pernah dia dapatkan lagi dari suaminya. Meskipun dia tahu bahwa perbuatannya itu tidak diperbolehkan oleh agama dan umum, tetapi Dini tetap melakukannya dengan alasan suaminya yang tidak bisa mengerti dan membhagiakannya secara lahir dan batiniah. Bagi Dini, Bagus adalah sosok laki-laki yang dapat mengerti dan membahagiakannya, dia berbeda dengan suami pilihannya. Dapat diketahui dari kutipan cerita,

Rupanya dia perhatikan benar kegemaranku terhadap tanaman atau bunga… ( hal 148 )

Sebenarnya aku tidak peduli lagi mengenai hal itu. Aku tidak memikirkan lagi kecemasan-kecemasan hamil karena dia. Di satu pihak, itu malahan ku anggap baik, karena aku akan mendapat alasan tepat untuk bercerai dari ayah anak-anak… ( hal. 151 )

c. Tema tingkat sosial
Adalah tema yang berkaitan dengan masalah manusia dan sesama, aksi interaksinya serta masalah yang melingkupinya seperti sosial, ekonomi, politik dll, sehingga kritik sosial sering muncul didalamnya.
d. Tema tingkat egoik
Adalah tema yang berkaitan dengan masalah individualitas tokoh, seperti egoistis, martabat, harga diri dll.
e. Tema tingkat manusia sebagai mahluk tertinggi
Adalah tema yang berkaitan dengan masalah hubungan manusia dengan penciptaNya. Masalah religiusitas atau filosofis lain yang berkaitan dengan pandangan hidup.
Catatan : Dalam sebuah karya sastra ( novel ) kelima-limanya tema ini dapat masuk, karena tokoh dalam karya sastra tidak hanya satu.

1.3 Penggolongan berdasarkan tingkat keutamaannya
a. Tema Mayor ( utama/pokok ), adalah tema yang makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya sastra. Hal ini berkaitan dengan tokoh utama, artinya pengarang menyampaikan tema dan maksud dari sebuah karya sastra itu melalui tokoh utama.
Di dalam novel La Grande Borne ini, tema mayornya adalah mengenai konflik rumah tangga Dini dengan suaminya. Seperti yang ada dalam kutipan di bawah ini,

… Tahun-tahun berlaluan, kebersamaan dengan lelaki pilihanku sendiri itu bagaikan duri yang menunjam di dagingku, yang terasa ngilu, nyeri, lalu di lain waktu, berkat kehadiran Lintang dan Padang, hanya terasa tebal mengganjal sehingga bisa kuabaikan.
Sejak masa kerjanya di Filipina, dia memang lebih sering menonjol-nonjolkan betapa tidak bergunanya diriku karena tidak menghasilkan uang untuk rumah tangga… ( hal.142 )


b. Tema Minor ( tema tambahan ), adalah tema yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu dalam cerita.
Di dalam novel La Grande Borne ini, tema tambahannya adalah percintaan dan perselingkuhan yang dilakukan oleh Dini dengan Bagus. Bisa diketahui dari kutipan di bawah ini,

Tangan kanannya meraih tengkukku, bibirku dikecupnya selintas, dilepaskan, selintas lagi, lalu yang ketiga kalinya, lidahnya menyelinap membelai mulutku… ( hal. 146 )

Sebenarnya aku tidak peduli lagi mengenai hal itu. Aku tidak memikirkan lagi kecemasan-kecemasan hamil karena dia. Di satu pihak, itu malahan ku anggap baik, karena aku akan mendapat alasan tepat untuk bercerai dari ayah anak-anak… ( hal. 151 )



B. AMANAT
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
Amanat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Eksplisit ( bentuk penyampaian langsung )
Pesan moral yang disampaikan secara langsung melalui uraian, telling, penjelasan, penjelasan, expository. Kelebihan dari amanat ini adalah bersifat komunikatif.
b. Implisid ( bentuk penyampaian tidak langsung )
Pesannya hanya tersirat lewat cerita. Amanat disampaikan melalui teknik ragaan, showing.
Untuk menentukan amanat dari sebuah karya sastra, pembaca harus menafsirkan terlebih dahulu pesan yang disembunyikan oleh pengarangnya. Seperti dalam novel La Grande Borne ini, pembaca harus benar-benar menfsirkan dulu untuk mengetahui apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh pengarang. Dan dalam novel ini menurut analisis saya kalau pesan selalu dibawakan oleh Dini, misalnya dia yang selalu menyebut-nyebut kata “Lelaki pilihanku sendiri” intinya sang Suami yang sering membuatnya kesal dan sedih adalah lelaki pilihannya sendiri. Dari sini dapat diketahui bahwa kita sebagai pembaca diberi tahu kalau jangan samapi salah pilih dalam memilih lelaki untuk jadi pasangan hidup.

… Tahun-tahun berlaluan, kebersamaan dengan lelaki pilihanku sendiri itu bagaikan duri yang menunjam di dagingku, yang terasa ngilu, nyeri, lalu di lain waktu, berkat kehadiran Lintang dan Padang, hanya terasa tebal mengganjal sehingga bisa kuabaikan. ( hal.142 )


C. ALUR
Alur/ plot/ sujet adalah jalan cerita yang kronologis, cerita yang berisi peristiwa kejadian, berurutan, sebab-akibat. Alur dalam sebuah karya fiksi merupakan struktur peristwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu.
Alur memiliki tiga unsur :
1. Peristiwa fungsional, adalah peristiwa yang menentukan arah dan plot sendiri. Hal ini berkaitan dengan inti cerita/ alur.
2. Peristiwa kaitan( seniman ), adalah peristiwa yang berfungsi untuk mengaitkan peristiwa satu keperistiwa lain.
3. Peristiwa acuan, adalah peristiwa yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap alur. Hal ini selalu berkaitan dengan suasana hati tokohnya.
Macam-macam alur
1. Berdasarkan waktu
a. Alur lurus/progresif, artinya apabila peristiwa-peristiwa dalam karya sastra tersebut berjalan secara kronologis.
b. Alur sorot balik/flashback, artinya apabila cerita yang ada dalam karya sastra tidak diawali dari awal cerita.
c. Alur campuran, artinya apabila jalan cerita dalam karya sastra menggunakan model perpaduan lurus dan flashback.
Di dalam novel La Grande Borne ini menggunakan alur campuran, karena pada awal cerita Dini sebagai tokoh utama menceritakan dimana dia pulang ke Prancis dan tinggal di La Grande Borne bersama Suami dan anak-anaknya dan Rosa seorang dari tiga pembantu.
Kemudian di tengah cerita Dini menceritakan bagaimana pertama kalinya sang suami meamarnya dengan kata-kata manis san suami yang pernah diucapakan dan di dalam cerita Dini juga sering menceritakan tentang masa lalunya.
Di akhir cerita Dini menceritakan bagaimana dia mengalami sakit dan berulang-ulang kali pengobatannya tanpa ditemani sang suami, sampai dia menceritakan perjalanannya untuk menemui keluarganya di Indonesia. Kemudian dari anak-anaknya lah dia mulai bersemangat untuk menjalani hidupnya.

2. Berdasarkan jumlah
a. Alur tunggal, artinya apabila jalan cerita dalam karya sastra hanya memilki satu alur saja. Contohnya ada pada tulisan biografi.
b. Alur sub alur ( plot sub plot ), artinya apabila jalan cerita karya sastra memiliki satu alur sebagai alur utama dan memilki alur-alur tambahannya berkaitan dengan tokoh tamabahan.
3. Berdasrkan kepadatan
a. Alur padat, apabila jalan ceritanya tidak dapat disisipi oleh alur tambahan.
b. Alur longgar, ada banyak alur-alur yang tidak penting.

D. PENGALURAN
Pengaluran adalah cara memunculkan alur dalam cerita yaitu melalui tingkah laku, perbuatan, dan sikap tokoh-tokoh ( utama ) atau cara menyampaikan alurnya.
Pengaluran menurut Aristoteles dibagi menjadi tiga :
1. Tahap awal, berisi tentang pengenalan latar dan tokoh/ karakter. Penulisan latar, permasalahan-permasalahannya dan konflik-konflik dalam awal cerita.
Di jelaskan dalam awal cerita bagaimana Dini tinggal di sebuah apartemen di La Grande Borne bersama suami dan anak-anaknya serta Rosa, kemudian Rosa pergi. Suami yang sering membuatnya kesal dan sakit hati akibat sikap-sikapnya, dan perhitungan terhadap keluarganya.
Dari sikap-sikap dan perlakuan suaminya yang kurang perhatian itu Dini mulai menjalin hubungan dengan laki-laki lain.
2. Tahap tengah, berisi tentang konflik yang mengerucut menjadi klimaks dari peristiwa ( pusat dari cerita ).
Di dalam novel ini, diceritakan bahwa saat Dini mulai kehilangan Bagus ( lelaki selingkuhannya yang dia cintai ), sang kaptennya Bagus tidak ada kabar dan menemuinya. Kemudian hubungan yang semakin memburuk dengan suaminya, ditambah penyakit fatal yang nyaris merenggut nyawanya, membuat Dini menjalani hari-harinya tanpa semangat.
3. Tahap akhir, adalah tahap penyelesaian, bagaimana cerita itu di akhiri. Tahap leraian, missal happy ending atau sad ending.
Pada tahap akhir ini ada tahap akhir tertutup dan akhir terbuka, yang akhir tertutup penulis benar-benar memunculkan akhir cerita ( sudah jelas ), sedangkan akhir terbuka adalah akhir ceritanya akan menghasilkan ambiguitas karena mengambang.
Di dalam novel ini menggunakan tahap akhir terbuka, karena tidak begitu jelas dalam penyampaian akhirannya. Hanya diceritakan kalau Dini yang mulai bersemangat karena kehadiran kedua anaknya Lintang dan Padang.
Dari sini dapat di ambil kesimpulan kalau tahap leraiannya adalah happy ending karena Dini sudah mulai bersemangat lagi untuk menjalani hidupnya yang penuh kemelut percintaan dan sakit yang dia alami.

Gerimis

Judul : Gerimis
Pengarang : Feby Indirani
Penerbit : Gagas Media
Jumlah Halaman : 139 halaman

Sebuah novel yang terinspirasi dari lirik lagu gerimis “senyawa” yang menceritakan kisah hidup seorang wanita penikmat teh dan pecinta bau gerimis “Dania Lasmidara” namanya, dia bekerja sebagai wartawan disebuah media “value” .Seperti problem pada umumnya mengenai profesi, cinta, bahkan tentang makna dirinya sendiri. Tetapi tiba-tiba segala sesuatu dalam hidupnya terasa salah, Tentang profesinya sebagai wartawan, yang tadinya dia bercita-cita ingin menjadi seorang penyanyi tetapi di tentang oleh kedua orang tuanya, dia harus melepas the restless band SMAnya untuk pergi ke New York . Beralih ke problem selanjutnya tentang asmara, Dania berpacaran selama lima tahun dengan Andhika, teman sekampusnya. Kegamangan tiba-tiba muncul begitu saja saat Andhika mengajaknya menikah, hal itu butuh pertimbangan yang cukup matang bukan? Tentang profesi Andhika yang belum pasti, dan juga belum dari problem-problem Dhika dengan keluarganya. Dalam kondisi tersebut tiba-tiba muncul laki-laki lain dalam hidupnya yaitu Satya, sosok yang sangat berbeda dengan Andhika. Semenjak kenal Satya hidupnya terasa lebih berwarna dan bahagia. Tetapi semua itu tak terlepas dari pertemanan. Dania mempunyai teman maya yang tinggal di Melbourne bernama Damar, mereka sama-sama penikmat teh dan pecinta gerimis, persahabatan yang indah, justru dengan Damar lah Dania selalu jujur mengenai perasaannya, padahal mereka belum pernah saling bertemu dan belum pernah melihat foto satu sama lain. E-mail dan internet mempunyai jasa besar dalam kisahnya, seringkali dania curhat kepada damar melalui e-mail, kemudian Damar kan membalas dengan kata kata indahnya mengenai problem-problem Dania dengan pria-pria dalam hidupnya itu. Suatu ketika Andhika marah hebat,dan mengakhiri hubungannya dengan Dania, nestapa percintaan dania tak hanya berhenti begitu saja, Satya juga pergi meningalkannya demi menikahi wanita lain. Ada kata-kata penyesalan dari dania yang dapat kita pelajari “sesaat aku memiliki dua orang pria, dan sekarang aku terpuruk sendirian, keduanya meninggalkanku dan semuanya karena kesalahanku sendiri, tidak pernah tegas akan pilihanku“. Itulah kata Dania. Kekosongan melanda dirinya begitu rupa. Tiba pada saatnya hari pertemuan dengan damar tiba, Dania datang ke rumah Damar yang di Jakarta. Kecemasan mulai merambahi Dania, sejumlah pertanyaan-pertanyaan menghantuinya,jadi benar Damar sakit? Seberapa parahkah sakitnya? Apakah dia begitu lemah sampai tidak bisa menghampiriku? Dania menemuinya, melihatnya, sesaat dirinya terpekik haru ternyata sepasang kaki Damar tergolek tak berdaya karena kecelakaan lalu lintas yang mengharuskan damar harus dirawat di Melbourne. Air mata Dania luruh satu persatu,keadaannya sungguh diluar dugaan. Benar-benar tak seperti yang dibayangkan oleh Dania sebelumnya. Gerimis pertama itu mulai tumpah dari langit.

• Novel ini sangat menyentuh, ceritanya realistis dan cocok banget sama kehidupan sekarang mengenai umur, timing, karier. komitmen dan sebagainya. Klimaksnyapun bagiku dapat banget, disamping itu e-mail dan internet juga sangat berjasa dalam ceritanya.

Perempuan di titik nol

Judul : Perempuan Di Titik Nol
Pengarang : Nawal el- Saadawi
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
Jumlah Halaman : 156 halaman

Ini adalah kisah seorang wanita sejati, karya Nawal el-saadawi seorang penulis dan pengarang feminis dari mesir, kisah dari novel ini merupakan kisah cerita dari seorang perempuan yang bernama Firdaus dari sel penjaranya, tempat dimana dia menunggu pelaksanaan hukuman matinya karena telah membunuh seorang laki-laki.Firdaus adalah anak dari seorang petani miskin , sejak ayah dan ibunya meninggal firdaus tinggal bersama pamannya, disana dia di sekolahkan dasar dan sampai tamat kemudian sekolah menengah di kairo. Di kairo firdaus tinggal bersama paman dan istrinya. Tetapi kelamaan istri pamannya mulai tidak suka kepadanya, dan akhirnya Firdaus di masukkan ke Asrama sampai pada tahun pelajaran telah selesai, firdaus kembali pulang kerumah pamannya. Disinilah awal penderitaannya yang semakin membuncak, dia harus terpaksa menikah dengan duda yang tinggal sendiri yang bernama Syekh mahmoud orang terhormat dan kaya raya tetapi cacat dan perhitungan.Awalnya baik dan penuh perhatian tetapi lama kelamaan dirasakan kekerasan terhadap dirinya,sampai pada suatu hari Firdaus harus terpaksa kabur dari rumah suaminya.Dia mulai tinggal dijalanan sambil nyari-nyari kerjaan dengan ijazah menengahnya,tetapi tak pernah berhasil, dia mulai tinggal bersama Bayoumi , rasa-rasanya deritanya tak kunjung berhenti, Bayoumi berperilaku kasar terhadapnya sampai menidurinya, bahkan temannyapun berperilaku demikian, Akhurnya dia melarikan diri dari bayoumi dan tempat jalanan itu. Pertemuan dengan Sharifa el dine membuat hidup firdaus benar-benar berubah dan mengajarkan kepada firdaus untuk menjadi wanita yang lebih dihargai dengan tinggi bahwa dia harus lebih keras untuk menghadapi kerasnya kehidupan, Firdaus menjual tubuhnya atas kendali sharifa, tapi tak lama. Firdaus menyadari bahwa dirinya cuma dimanfaatkan oleh sharifa, akhirnya dia meninggalkan segala kemewahan yang diberikan sharifa dan pergi melarikan diri ditengah hujan deras mengguyur tubuhnya dengan hanya memakai sehelai baju tipis. Firdaus berprofesi sebagai pelacur,dari berbagai macam profesipun datang kepadanya, ada salah satu diantara tamunya itu mampu menggetarkan hati firdaus, dia seorang wartawan yang bernama Di’aa .” kau tidak terhormat” katanya. Kata-kata itu sungguh membuat firdaus tidak pernah tenang, pukulan-pukulan dahsyat terus menggetarkan jiwanya, sampai akhirnya dia memutuskan untuk berhenti menjadi pelacur dan mulai bekerja sebagai karyawan disalah satu perusahaan terkemuka.Selama tiga tahun bekerja sebagai karyawan dia mulai merasakan bahwa dengan menjadi pelacur dia malah lebih dipandang terhormat dan dihargai lebih tinggi daripada semua karyawan perempuan dimana dia bekerja.Dia juga mulai merasakan jatuh cinta kepada seorang laki-laki ditempat dia bekerja, namanya Ibrahim,disitu pulalah dia baru pertama kali merasakan patah hati yang sangat membuat dirinya sakit sejadi jadinya bahkan rasanya lebih sakit dari ia menjual tubuhnya. Ibrahim tiba-tiba telah bertunangan dengan anak gadis sang presiden direktur di perusahaan tempat mereka bekerja . Saatnya telah tiba bagi firdaus untuk melepaskan butiran yang terakhir dari kebajikannya, baginya “seorang pelacur yang sukses lebih baik dari pada seorang suci yang sesat”. Dia kembali menjadi pelacur , pelancur yang sangat sukses dan mendapat bayaran paling mahal, sampai ada seorang germo datang dan ingin memilikinya , tetapi firdaus menolaknya. Sampai percekcokanpun terjadi diantara keduanya,sampai kejadian tragis terjadi, firdaus telah membunuh laki-laki itu .Kemudian pada hari berikutnya dengan harga yang sangat tinggi firdaus dibayar oleh sorang pangeran arab untuk tidur bersamanya, tetapi perilaku pangeran itu memancing kemarahan firdaus Dengan seketika uang bayaran tersebutpun dicabik-cabiknya menjadi serpihan-serpihan kecil, pangeran itu tetap menantang firdaus , sampai firdaus benar-benar melakukannya, dia mampu membunuh pangeran itu. Dengan seketika polisi langsung datang dan menangkap firdaus, hukuman matipun dilayangkan kepada perempuan pemberani itu.
Novel yang benar-benar menyentuh dan menggetarkan jiwa bagi sang pembacanya, ceritanya begitu gamblang mengenai kehidupan seorang pelacur. Disini kita juga dapatkan pelajaran moral, tentang bagaimana kita menyikapi kerasnya kehidupan sekarang.

Edensor

Judul : Edensor
Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Halaman : 290 halaman

Di novel ini bercerita tentang Ikal yang memiliki banyak nama, namanya sering ganti-ganti karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Nama pertama yang diberikan sang ayah bermaksud agar Ikal menjadi anak yang baik tapi nyatanya Ikal tumbuh menjadi anak nakal dan jahil. Akhirnya ayahnya sempat mengganti nama Ikal sampai berkali-kali, tetapi Ikal tetap saja menjadi anak yang bandel sampai akhirnya Ikal diperbolehkan memilih namanya sendiri. Saat itu Ikal sedang membolak-balik halaman majalah Aktuil, dia terinspirasi dari nama di majalah tersebut, namanya Andrea. Setelah lulus Ikal dan Arai menerima surat pengumuman tes beasiswa. Kalau mereka diterima untuk melanjutkan studi di Sorbone Prancis. Tibalah saat keberangkatan mereka dari Bandara Soekarno Hatta terus ke Belanda dulu dan akan dijemput seorang pegawai dari kantor perwakilan Uni Eropa di Belgia. Sesampai di Belanda, mereka melanjutkan perjalanan ke Brugge, pertama disana alam tak bersahabat dengannya, tiada tempat buat mereka bersinggah, rumah-rumah, gedung-gedung tertutup rapat, semua menguncinya karena ada tanda bahwa akan turun salju waktu itu. Suhu telah terjun ke titik minus Sembilan derajat celcius, semakin malam makin tak tertahankan, embusan uap es dari Laut Utara menyapu semenanjung Zeebruggae di perbatasan Belanda. Tidak bisa dibayangkan suasana saat itu, gelap mengerucut di lilit dingin, suara alam lenyap terserap angin bahkan angin sendiri membeku, mereka berdua duduk berpelukan, mengerut dan menggigil hebat. Tetapi syukurlah keduanya masih bisa bertahan.
Akhirnya dari mimpi-mimpi Ikal yang bisa dibilang tidak mungkin untuk anak melayu belitong miskin yang dulu bersekolah di gubuk kopra untuk melihat keindahan kota Paris secara langsung tercapai juga dan yang pasti adalah mimpi untuk menginjakkan kaki di Almamater Sorbone, Prancis. Masa-masa Ikal dan Arai kuliah di Sorbone, mahasiswa-mahasiswanya terdiri dari berbagai ragam bangsa. Di kampusnya ada yang bernama Katya, wanita idaman. Setiap laki-laki yang melihatnya akan jatuh hati kepadanya. Namun tidak ada yang pernah berhasil mendekati Katya, semua ditolaknya begitu saja. Sebuah kejutan bagi Ikal, tiba-tiba ia mendapatkan perhatian yang lain dari Katya. Katya mengirimkan email-email kepada Ikal, pendekatan pun berlangsung Ikal dan Katya berpacaran, seisi kampus heboh karenanya tetapi sayang hubungan mereka tidak bertahan lama. Ikal masih tetap pada perasaannya dengan cinta pertamanya dulu dengan Aling, tidak ada henti-hentinya usaha Ikal buat mencari keberadaan Aling. Usaha yang dapat dilakukan saat itu adalah mengetik namanya di mesin-mesin pencari internet, muncullah ratusan nama dengan beragam kejadian dan profesi, di Prancis dia menemui tiga yang bernama Njoo Xian Ling. Dicarilah dia, tapi sayang ketiga-tiganya ternyata bukan Aling yang dicarinya selama ini. Mimpi Arai dan Ikal masih ada yang belum terlaksana. Mereka memimpikan untuk bias keliling Eropa. Salah satu teman diantara mereka mengetahui keinginan mereka itu dan akhirnya member saran supaya mengamen untuk biaya keliling Eropa sampai ke Afrika. Gila ! paling tidak ada tiga puluh satu negara yang harus dilintasi. Seperti yang kita ketahui semua tantangan itu tidak akan menyurutkan semangat mereka untuk meraih mimpi-mimpi seperti kata Ikal ini
“Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin liku-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup ! ingin merasakan sari pati hidup !
Akhirnya bersama dengan teman-temannya meraka mengadakan pertaruhan untuk mengelilingi Eropa sampai ke Afrika,” yang dapat menempuh paling banyak kota dan negara, dialah pemenang” dan yang menempuh paling sedikit kota dan negara adalah yang kalah dan sebagai hukumannya adalah mengurus laundry peserta lain selama tiga bulan, membayar cover charge untuk clubbing dan yang paling mengiriskan adalah harus menuntun sepeda secara mundur dari museum legendaries le Louvre ke gerbang L’Arc de Triomphe melintasi kawasan paling prestisius di Paris. Arai dan Ikal menjadi seniman jalanan untuk sampai mengelilingi benua Eropa sampai Afrika, perjalanan yang lebih menegangkan dibandingkan dengan pergi ke Paris dan bersekolah ke Sorbone. Mereka mempunyai schengen visa, sehingga bebas keluar masuk ke banyak Negara Eropa. Di sepanjang perjalanan, Ikal juga masih terobsesi untuk mencari Aling. Sampai Ikal dan Arai tersesat di Taiga Siberia, bagian dari Siberia yang paling pelosok, mereka melewati kampung demi kampung sebagaian adalah kampung tambang yang telah diabaikan : dingin, terpencil, dan seram. Mereka terpelosok ke pedalaman. Perjalanan yang banyak memberi pelajaran bagi keduanya. Ikal dan Araipun kembali pulang ke Eropa tanpa dapat menemukan Aling. Setelah itu Araipun jatuh sakit dan pulang ke Indonesia, sedangkan Ikal melanjutkan kuliahnya di Inggris krena guru yang membimbing Ikal pindah ke Inggris untuk pension. Dan akhirnya, Ikal melihat pemandangan yang sering dilihatnya di dalam khayalannya sendiri, tetapi sekarang pemandangan itu nyata dan pemandangan itu adalah Edensor.
“Jalan-jalan desa menanjak berliku-liku dihiasi deretan pohon oak, berselang-seling diantara jarejak anggur yang ditelantarkan. Lebah madu berdengung mengerubuti petunia, Daffodil dan Austuaria tumbuh sepanjang pagar peternakan, berdesakan di celah-celah bangku batu. Di belakang rumah penduduk tumpah ruah dedaunan berwarna oranye, mendayu-dayu karena belaian lalu terbentamh luas padang rumput, permukaannya ditebari awan-awan kapas.
Demikianlah nyata gambaran Edensor di kepala Ikal.

• Sungguh sebuah novel yang memesona tentang pencarian diri dan cinta. Perjuangan-perjuangan untuk meraih mimpi dan banyak yang dapat kita pelajari dari novel ini. Misalnya setiap ada kemauan disitu pasti ada jalan, Ikal dan Arai membuktikannya dengan mereka mampu keliling Eropa sampai Afrika dengan usaha-usahanya, meskipun hanya dengan menjadi pengamen seniman jalanan.