Judul : Perempuan Di Titik Nol
Pengarang : Nawal el- Saadawi
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
Jumlah Halaman : 156 halaman
Ini adalah kisah seorang wanita sejati, karya Nawal el-saadawi seorang penulis dan pengarang feminis dari mesir, kisah dari novel ini merupakan kisah cerita dari seorang perempuan yang bernama Firdaus dari sel penjaranya, tempat dimana dia menunggu pelaksanaan hukuman matinya karena telah membunuh seorang laki-laki.Firdaus adalah anak dari seorang petani miskin , sejak ayah dan ibunya meninggal firdaus tinggal bersama pamannya, disana dia di sekolahkan dasar dan sampai tamat kemudian sekolah menengah di kairo. Di kairo firdaus tinggal bersama paman dan istrinya. Tetapi kelamaan istri pamannya mulai tidak suka kepadanya, dan akhirnya Firdaus di masukkan ke Asrama sampai pada tahun pelajaran telah selesai, firdaus kembali pulang kerumah pamannya. Disinilah awal penderitaannya yang semakin membuncak, dia harus terpaksa menikah dengan duda yang tinggal sendiri yang bernama Syekh mahmoud orang terhormat dan kaya raya tetapi cacat dan perhitungan.Awalnya baik dan penuh perhatian tetapi lama kelamaan dirasakan kekerasan terhadap dirinya,sampai pada suatu hari Firdaus harus terpaksa kabur dari rumah suaminya.Dia mulai tinggal dijalanan sambil nyari-nyari kerjaan dengan ijazah menengahnya,tetapi tak pernah berhasil, dia mulai tinggal bersama Bayoumi , rasa-rasanya deritanya tak kunjung berhenti, Bayoumi berperilaku kasar terhadapnya sampai menidurinya, bahkan temannyapun berperilaku demikian, Akhurnya dia melarikan diri dari bayoumi dan tempat jalanan itu. Pertemuan dengan Sharifa el dine membuat hidup firdaus benar-benar berubah dan mengajarkan kepada firdaus untuk menjadi wanita yang lebih dihargai dengan tinggi bahwa dia harus lebih keras untuk menghadapi kerasnya kehidupan, Firdaus menjual tubuhnya atas kendali sharifa, tapi tak lama. Firdaus menyadari bahwa dirinya cuma dimanfaatkan oleh sharifa, akhirnya dia meninggalkan segala kemewahan yang diberikan sharifa dan pergi melarikan diri ditengah hujan deras mengguyur tubuhnya dengan hanya memakai sehelai baju tipis. Firdaus berprofesi sebagai pelacur,dari berbagai macam profesipun datang kepadanya, ada salah satu diantara tamunya itu mampu menggetarkan hati firdaus, dia seorang wartawan yang bernama Di’aa .” kau tidak terhormat” katanya. Kata-kata itu sungguh membuat firdaus tidak pernah tenang, pukulan-pukulan dahsyat terus menggetarkan jiwanya, sampai akhirnya dia memutuskan untuk berhenti menjadi pelacur dan mulai bekerja sebagai karyawan disalah satu perusahaan terkemuka.Selama tiga tahun bekerja sebagai karyawan dia mulai merasakan bahwa dengan menjadi pelacur dia malah lebih dipandang terhormat dan dihargai lebih tinggi daripada semua karyawan perempuan dimana dia bekerja.Dia juga mulai merasakan jatuh cinta kepada seorang laki-laki ditempat dia bekerja, namanya Ibrahim,disitu pulalah dia baru pertama kali merasakan patah hati yang sangat membuat dirinya sakit sejadi jadinya bahkan rasanya lebih sakit dari ia menjual tubuhnya. Ibrahim tiba-tiba telah bertunangan dengan anak gadis sang presiden direktur di perusahaan tempat mereka bekerja . Saatnya telah tiba bagi firdaus untuk melepaskan butiran yang terakhir dari kebajikannya, baginya “seorang pelacur yang sukses lebih baik dari pada seorang suci yang sesat”. Dia kembali menjadi pelacur , pelancur yang sangat sukses dan mendapat bayaran paling mahal, sampai ada seorang germo datang dan ingin memilikinya , tetapi firdaus menolaknya. Sampai percekcokanpun terjadi diantara keduanya,sampai kejadian tragis terjadi, firdaus telah membunuh laki-laki itu .Kemudian pada hari berikutnya dengan harga yang sangat tinggi firdaus dibayar oleh sorang pangeran arab untuk tidur bersamanya, tetapi perilaku pangeran itu memancing kemarahan firdaus Dengan seketika uang bayaran tersebutpun dicabik-cabiknya menjadi serpihan-serpihan kecil, pangeran itu tetap menantang firdaus , sampai firdaus benar-benar melakukannya, dia mampu membunuh pangeran itu. Dengan seketika polisi langsung datang dan menangkap firdaus, hukuman matipun dilayangkan kepada perempuan pemberani itu.
Novel yang benar-benar menyentuh dan menggetarkan jiwa bagi sang pembacanya, ceritanya begitu gamblang mengenai kehidupan seorang pelacur. Disini kita juga dapatkan pelajaran moral, tentang bagaimana kita menyikapi kerasnya kehidupan sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar