Judul : Edensor
Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Halaman : 290 halaman
Di novel ini bercerita tentang Ikal yang memiliki banyak nama, namanya sering ganti-ganti karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Nama pertama yang diberikan sang ayah bermaksud agar Ikal menjadi anak yang baik tapi nyatanya Ikal tumbuh menjadi anak nakal dan jahil. Akhirnya ayahnya sempat mengganti nama Ikal sampai berkali-kali, tetapi Ikal tetap saja menjadi anak yang bandel sampai akhirnya Ikal diperbolehkan memilih namanya sendiri. Saat itu Ikal sedang membolak-balik halaman majalah Aktuil, dia terinspirasi dari nama di majalah tersebut, namanya Andrea. Setelah lulus Ikal dan Arai menerima surat pengumuman tes beasiswa. Kalau mereka diterima untuk melanjutkan studi di Sorbone Prancis. Tibalah saat keberangkatan mereka dari Bandara Soekarno Hatta terus ke Belanda dulu dan akan dijemput seorang pegawai dari kantor perwakilan Uni Eropa di Belgia. Sesampai di Belanda, mereka melanjutkan perjalanan ke Brugge, pertama disana alam tak bersahabat dengannya, tiada tempat buat mereka bersinggah, rumah-rumah, gedung-gedung tertutup rapat, semua menguncinya karena ada tanda bahwa akan turun salju waktu itu. Suhu telah terjun ke titik minus Sembilan derajat celcius, semakin malam makin tak tertahankan, embusan uap es dari Laut Utara menyapu semenanjung Zeebruggae di perbatasan Belanda. Tidak bisa dibayangkan suasana saat itu, gelap mengerucut di lilit dingin, suara alam lenyap terserap angin bahkan angin sendiri membeku, mereka berdua duduk berpelukan, mengerut dan menggigil hebat. Tetapi syukurlah keduanya masih bisa bertahan.
Akhirnya dari mimpi-mimpi Ikal yang bisa dibilang tidak mungkin untuk anak melayu belitong miskin yang dulu bersekolah di gubuk kopra untuk melihat keindahan kota Paris secara langsung tercapai juga dan yang pasti adalah mimpi untuk menginjakkan kaki di Almamater Sorbone, Prancis. Masa-masa Ikal dan Arai kuliah di Sorbone, mahasiswa-mahasiswanya terdiri dari berbagai ragam bangsa. Di kampusnya ada yang bernama Katya, wanita idaman. Setiap laki-laki yang melihatnya akan jatuh hati kepadanya. Namun tidak ada yang pernah berhasil mendekati Katya, semua ditolaknya begitu saja. Sebuah kejutan bagi Ikal, tiba-tiba ia mendapatkan perhatian yang lain dari Katya. Katya mengirimkan email-email kepada Ikal, pendekatan pun berlangsung Ikal dan Katya berpacaran, seisi kampus heboh karenanya tetapi sayang hubungan mereka tidak bertahan lama. Ikal masih tetap pada perasaannya dengan cinta pertamanya dulu dengan Aling, tidak ada henti-hentinya usaha Ikal buat mencari keberadaan Aling. Usaha yang dapat dilakukan saat itu adalah mengetik namanya di mesin-mesin pencari internet, muncullah ratusan nama dengan beragam kejadian dan profesi, di Prancis dia menemui tiga yang bernama Njoo Xian Ling. Dicarilah dia, tapi sayang ketiga-tiganya ternyata bukan Aling yang dicarinya selama ini. Mimpi Arai dan Ikal masih ada yang belum terlaksana. Mereka memimpikan untuk bias keliling Eropa. Salah satu teman diantara mereka mengetahui keinginan mereka itu dan akhirnya member saran supaya mengamen untuk biaya keliling Eropa sampai ke Afrika. Gila ! paling tidak ada tiga puluh satu negara yang harus dilintasi. Seperti yang kita ketahui semua tantangan itu tidak akan menyurutkan semangat mereka untuk meraih mimpi-mimpi seperti kata Ikal ini
“Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin liku-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup ! ingin merasakan sari pati hidup !
Akhirnya bersama dengan teman-temannya meraka mengadakan pertaruhan untuk mengelilingi Eropa sampai ke Afrika,” yang dapat menempuh paling banyak kota dan negara, dialah pemenang” dan yang menempuh paling sedikit kota dan negara adalah yang kalah dan sebagai hukumannya adalah mengurus laundry peserta lain selama tiga bulan, membayar cover charge untuk clubbing dan yang paling mengiriskan adalah harus menuntun sepeda secara mundur dari museum legendaries le Louvre ke gerbang L’Arc de Triomphe melintasi kawasan paling prestisius di Paris. Arai dan Ikal menjadi seniman jalanan untuk sampai mengelilingi benua Eropa sampai Afrika, perjalanan yang lebih menegangkan dibandingkan dengan pergi ke Paris dan bersekolah ke Sorbone. Mereka mempunyai schengen visa, sehingga bebas keluar masuk ke banyak Negara Eropa. Di sepanjang perjalanan, Ikal juga masih terobsesi untuk mencari Aling. Sampai Ikal dan Arai tersesat di Taiga Siberia, bagian dari Siberia yang paling pelosok, mereka melewati kampung demi kampung sebagaian adalah kampung tambang yang telah diabaikan : dingin, terpencil, dan seram. Mereka terpelosok ke pedalaman. Perjalanan yang banyak memberi pelajaran bagi keduanya. Ikal dan Araipun kembali pulang ke Eropa tanpa dapat menemukan Aling. Setelah itu Araipun jatuh sakit dan pulang ke Indonesia, sedangkan Ikal melanjutkan kuliahnya di Inggris krena guru yang membimbing Ikal pindah ke Inggris untuk pension. Dan akhirnya, Ikal melihat pemandangan yang sering dilihatnya di dalam khayalannya sendiri, tetapi sekarang pemandangan itu nyata dan pemandangan itu adalah Edensor.
“Jalan-jalan desa menanjak berliku-liku dihiasi deretan pohon oak, berselang-seling diantara jarejak anggur yang ditelantarkan. Lebah madu berdengung mengerubuti petunia, Daffodil dan Austuaria tumbuh sepanjang pagar peternakan, berdesakan di celah-celah bangku batu. Di belakang rumah penduduk tumpah ruah dedaunan berwarna oranye, mendayu-dayu karena belaian lalu terbentamh luas padang rumput, permukaannya ditebari awan-awan kapas.
Demikianlah nyata gambaran Edensor di kepala Ikal.
• Sungguh sebuah novel yang memesona tentang pencarian diri dan cinta. Perjuangan-perjuangan untuk meraih mimpi dan banyak yang dapat kita pelajari dari novel ini. Misalnya setiap ada kemauan disitu pasti ada jalan, Ikal dan Arai membuktikannya dengan mereka mampu keliling Eropa sampai Afrika dengan usaha-usahanya, meskipun hanya dengan menjadi pengamen seniman jalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar